Jari-Jari
Oleh: Dhimam Abror DjuraidTerima kasih kepada internet. Teknologi informasi yang berkembang pesat menghasilkan akselerasi yang tidak pernah dirasakan dalam sejarah manusia sebelumnya. Hubungan antarmanusia di mana pun dan kapan pun menjadi mudah, cepat, dan gratis karena internet.
Manusia dibuat nyaman oleh media digital dengan segala tawaran kemudahannya. Kemudahan yang harus dibayar dengan memberikan data personal sebagai syarat utama.
Data personal terkait selera, sikap, dan pilihan dalam berbagai aspek lalu menjadi konsumsi publik dan dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola aplikasi digital untuk berbagai kepentingan, termasuk kepentingan ekonomi dan politik.
Kapitalisme baru di era digital adalah ‘’kapitalisme pengawasan’’ atau surveillance capitalism. Hidup manusia dibikin mudah 24 jam, tetapi pada saat bersamaan hidup manusia diawasi terus-menerus selama 24 jam.
Tidak setiap pengguna internet memahami bahwa data personal mereka mungkin dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Mesin algoritma akan membaca selera dan keinginan masing-masing orang. Layar gawai pengguna media sosial akan dibanjiri berbagai informasi mengenai hal-hal yang disukainya saja, jarang sekali tawaran informasi yang berbeda dengan pilihannya, termasuk berita sensitif menyangkut agama dan politik.
Seperti jalan tol bebas hambatan yang mulus dan lempeng, media digital menjadi semacam ruang yang sangat bebas, karena tidak seorang pun menguasai ruang dan waktu di dalamnya dan meluncur dengan kecepatan maksimal. Siapa pun bisa mengunggah informasi personal dan diakses ribuan netizen.
Konten yang sifatnya personal bisa setiap detik menjadi konsumsi publik dan bersifat politis. Apa yang disuka, dikagumi, diyakini itulah yang diunggah dan disebarluaskan. Semuanya ada di ujung jari, semuanya bisa dioperasikan dengan satu klik saja.