Jaringan Gas Blora Terkendala Rel Kereta dan Tanah Pertamina
jpnn.com - JAKARTA – Kelanjutan pemasangan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga di Blora belum bisa diteruskan. Pemasangan pipa gas masih terkendala perlintasan rel kereta api dan tanah milik PT Pertamina.
Dirjen Migas Kementerian ESDM A Edy Hermantoro mengatakan, pemasangan pipa sepanjang 1,2 km belum dapat dilakukan melintas di tanah milik Pertamina yaitu di proyek pengembangan gas Jawa Timur area Gundih di Jawa Timur.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dirjen Migas langsung menghubungi Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto, guna melakukan koordinasi agar pipa dapat segera terpasang dan mendapat respon positif.
"Pipa yang belum (terpasang) cuma 1,2 km. Karena melintasi tanah Pertamina, jadi nggak boleh. Ini kan proyek pemerintah, saya minta dipermudah. Toh itu juga nanti penyerahan aset dan operatorshipnya juga gas dari pertamina," ujar Edy, Senin (28/4).
Sementara untuk jaringan pipa gas yang melintasi rel kereta api, Ditjen Migas telah mengirimkam surat kepada Dirut PT Kereta Api Indonesia agar diberikan izin pemasangan pipa, namun belum memperoleh tanggapan. Sebelumnya, Dirjen Migas dan jajarannya telah melakukan kunjungan kepada jajaran Kementerian Perhubungan terkait hal tersebut.
"Kita berharap Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api segera dapat memberikan izin. Nanti kita kejar lagi ke Perhubungan" ucapnya.
Menurut rencana, pipa gas akan ditanam 3 meter di bawah rel kereta, sesuai dengan standar keselamatan. Pipa selebar 6 inci itu juga dilengkapi dengan pelindung.
Kendala-kendala seperti ini, lanjut Edy, telah beberapa kali ditemui dalam pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga, seperti di Subang dan dapat teratasi. Edy mengharapkan dalam kasus Blora ini, juga dapat segera menemui jalan keluar karena masyarakat masyarat Blora sangat mengharapkan gas dapat segera mengalir ke rumahnya.