Jatuhkan Sanksi Baru, Amerika Hajar Sumber Pendapatan Republik Islam Iran
jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat pada Kamis (8/10) memberikan sanksi baru pada sektor keuangan Iran, menargetkan 18 bank dalam upaya untuk lebih menghambat pendapatan Iran.
Washington meningkatkan tekanan pada Teheran beberapa minggu menjelang pemilihan AS.
Langkah tersebut membekukan aset AS dari bank-bank yang masuk daftar hitam dan umumnya melarang orang Amerika untuk berurusan dengan mereka.
Ini berarti bank asing berisiko kehilangan akses ke pasar dan sistem keuangan AS.
Namun, Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa larangan tersebut tidak berlaku untuk transaksi penjualan komoditas pertanian, makanan, obat-obatan atau peralatan medis ke Iran karena memahami kebutuhan rakyat Iran akan barang-barang kebutuhan dasar manusia.
Namun, para analis mengatakan sanksi sekunder dapat semakin menghalangi bank-bank Eropa dan asing lainnya untuk bekerja dengan Iran, bahkan untuk transaksi kemanusiaan yang diizinkan.
"Ini seperti pukulan di wajah bagi orang Eropa, yang telah berusaha keras untuk menunjukkan kepada Amerika bahwa upaya tersebut sangat mengancam bantuan kemanusiaan atau perdagangan untuk misi kemanusiaan ke Iran," kata Elizabeth Rosenberg dari lembaga kajian Center for a New American Security.
"Mereka juga ingin mempersulit presiden masa depan mana pun untuk dapat melepaskan langkah-langkah ini dan terlibat dalam diplomasi nuklir," tambah Rosenberg, mengacu pada kemungkinan bahwa mantan Wakil Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dapat mengalahkan Presiden dari Partai Republik Donald Trump dalam pemilu AS pada 3 November.