Jejak - jejak Prajurit TNI di Tapal Batas, Demi Merah Putih
jpnn.com - Sejumlah prajurit TNI dengan penuh dedikasi tinggi, bertugas di daerah perbatasan, demi menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Laporan: Duito Susanto, Saipul Anwar
Senja turun di punggung bukit. Aroma khas singkong goreng mengapung bersama udara dingin. Di bawah pondok kecil beratap terpal. Bersanding dengan teh manis, yang uap panasnya baru beranjak meninggalkan gelas plastik. Kawan karib penghangat suasana.
Di bawah temaram senja, hujan mengguyur Pos Tanjung Karya. Sebuah kamp pengamanan perbatasan milik TNI di Krayan, Nunukan, Kaltara. Dihuni 20 prajurit dari Yonif Raiders 613/Raja Alam. Posisinya di ketinggian. Dikelilingi rerimbunan hijau hutan. Dua kilometer dari tapal batas dengan Malaysia. Melalui jalan setapak menanjak.
Dari Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, Krayan, pos itu bisa dijangkau dengan mobil. Plus berjalan kaki. Harus menumpang mobil bergardan ganda. Melalui jalan-jalan tanah yang dikeraskan. Yang lahir dari hasil memapas bukit. Yang bopeng di sana-sini. Yang serbasalah; hujan berlumpur, panas berdebu.
Satu jam perjalanan dengan mobil, yang lebih terasa seperti menunggang kuda, tiba di Desa Pabutal, Krayan Barat. Satu di antara empat desa di lokasi Tanjung Karya. Desa lainnya; Padelung, Paurut, dan Pakemut.
Prajurit TNI melakukan pemeriksaan barang yang diangkut dari Malaysia di Pos Long Midang. Foto: SAIPUL ANWAR/KALTIM POST
Mobil berakhir di mulut jembatan. Kecil. Dari kayu. Terlalu sempit untuk kendaraan roda empat. Terlalu rapuh menyangga beban berat. Panjangnya kurang dari 10 meter. Menjulur di atas saluran irigasi. Dinaungi atap daun nipah.