Jelang Iduladha, Kementan Pastikan Produksi Sayuran Asal Kabupaten Solok Aman
Produktivitas cabai 12 ton/ha dengan harga Rp 20 ribu/kg, dan bawang merah mencapai 12 ton per hektare untuk kering askip.
Di lokasi yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Andi M Idil Fitri menyebut penghasilan petani sayuran Kabupaten Solok saat ini lumayan baik.
"Sekali panen, petani kentang bisa menghasilkan Rp 136 juta per hektare, dengan biaya produksi sekitar Rp 80 juta, sehingga keuntungan bersih mencapai Rp 56 juta per hektare," beber Idil Fitri.
Sementara itu, petani cabai sekali panen Rp 240 juta, dengan biaya produksinya Rp 125 juta, sehingga untungnya bisa mencapai Rp 115 juta per hektare.
"Demikian untuk bawang merah, hasilnya cukup baik", terang Idil Fitri.
Lebih lanjut Idil menyampaikan bahwa Solok menjadi penyangga utama produksi komoditas hortikultura di Sumbar, khususnya cabai dan bawang merah. .
Menyikapi keluhan petani terkait serangan hama dan organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti busuk umbi (Phytoptora infestans) pada kentang serta busuk buah dan daun pada cabe, Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra menegaskan pentingnya upaya preventif dalam menanganinya.
"Di Solok ini bagusnya untuk benih kentang dibiarkan dalam tanah untuk mendapatkan benih kentang yang bermutu, terutama untuk mengamankan dari penyakit busuk umbi, dan untuk cabai dilakukan pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan," tutur Jekvy.
Langkah sigap Tim Kementan tersebut sangat diapresiasi oleh petani.