Jelang Pemilu, Pendukung Mahathir Mulai Muncul ke Permukaan
Kalaupun kalah, kata dia, tak berarti Mahathir tidak dapat dukungan. Tetapi, tidak semua orang mau memberikan suara. Badruah menyatakan tidak bakal memilih.
Selama BN masih berkuasa, dia merasa pilihan yang diberikan sia-sia. ’’Lebih baik saya di rumah. Tak lagi ke tempat pengundian,’’ tegas dia.
Dukungan terhadap Mahathir juga diungkapkan warga Malaysia di ibu kota, Kuala Lumpur. Lebih berani ketimbang penduduk Langkawi yang malu-malu menyuarakan dukungannya, warga Kuala Lumpur, baik yang muda maupun tua, berkeinginan melengserkan Najib.
Izzudin, misalnya. ’’Umur saya 24 tahun dan ini akan menjadi pengalaman pertama saya menggunakan hak pilih,’’ kata pemuda asal Perlis, Negara Bagian Kedah, saat berbincang dengan Jawa Pos di stasiun monorel Hang Tuah, Senin (7/5).
Dia lantas menjelaskan, di Malaysia, warga baru mendapatkan hak pilih setelah berumur 21 tahun. Karena itulah, menurut dia, di kampus-kampus tidak ada yang bicara politik. Apalagi PRU14. ’’Karena rata-rata mahasiswa belum punya hak pilih,’’ jelas Izzudin.
Meski baru kali ini hendak menggunakan hak suaranya, lelaki berkulit sawo matang tersebut tidak terlalu antusias. Yang membuat dia senang adalah kantor tempatnya bekerja di Kuala Lumpur memberikan satu hari libur pada Rabu, hari pemungutan suara.
Dia tambah girang karena izin cuti yang diajukannya disetujui. Mulai hari ini, dia sudah libur. ’’Senang lah. Dua hari di kampung halaman,’’ ujarnya.
Kemarin dia sengaja meninggalkan kantor lebih cepat sebelum jam makan siang agar bisa segera menuju ke bandara. Dari Kuala Lumpur, dibutuhkan waktu satu jam penerbangan untuk sampai Kedah.