Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jenderal Sudirman Gerilya Hanya Bawa 10 Prajurit, Mata-mata Belanda Dihajar

Kamis, 17 Agustus 2017 – 00:53 WIB
Jenderal Sudirman Gerilya Hanya Bawa 10 Prajurit, Mata-mata Belanda Dihajar - JPNN.COM
Mujihariono (kiri) bersama Kasi Pelestarian Sejarah dan Cagar Budaya Disparbud Trenggalek, Agus Prasmono ketika ditemui di rumahnya. Foto: ZAKI JAZAI/ RADAR TRENGGALEK/JPNN.com

“Saat ini tidak seperti dahulu, yang hampir setiap hari selalu ada bunyi tembakan, makanya diharapkan bagi generasi muda agar selalu bersyukur dan isilah kemerdekaan dengan hal positif,” ungkap Mujiharyono.

Teringat betul pada awal 1949 lalu, pada malam hari datang Panglima Besar Jenderal Sudirman yang ditandu, bersama tidak lebih dari 10 pengawal di desa yang disinggahi.

Sebab saat itu sang jenderal ingin beristirahat di kediaman Mukijan, salah satu tokoh di wilayah Suruh, sebelum melanjutkan perjalanan pada besok malam harinya.

“Jika saat ini pukul 21.00 masih ramai, namun kala itu memasuki pukul 19.00 terlihat sepi, sebab masyarakat memilih tidak keluar rumah karena penerangan tak memadai, juga takut jika bertemu Belanda,” katanya.

Kedatangan Jenderal Sudirman tersebut sangat dirahasiakan. Kendati masyarakat mengetahuinya tidak ada satupun yang bercerita. Sebab hal itu dilarang, karena banyak sekali mata-mata Belanda di antara masyarakat setempat.

Hingga pada tengah malam, terdapat sekitar 10 anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) - saat ini menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI)- membawa tiga orang yang dinyakini sebagai mata-mata Belanda ke rumahnya.

Itu karena, kakak kandungnya tergabung dalam prajurit atau tentara yang mengamankan gerilya Jenderal Sudirman.

Sehingga, rumah yang ditinggalinya itu dijadikan posko keamanan untuk kesuksesan gerilya. Saat itu, silih berganti tentara di rumahnya menghajar tiga orang tersebut sambil menginterogasi agar mengaku siapa yang menyuruhnya dan informasi apa saja yang dibocorkan.

Mudjiharyono, warga Desa/Kecamatan Karangan, Trenggalek, Jatim, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri perjuangan Jenderal Besar Sudirman bergerilya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News