Jepang dan Korea Minat Bangun Universitas di Daerah Ini
jpnn.com - BATAM - Investasi di Batam terus meningkat dari tahun ke tahun. Kisruh pergantian kawasan free trade zone (FTZ) ke Kawasan Ekonomi Khusus (KE) tak memberikan dampak negatif.
"Banyak yang masuk, setiap minggu kita selalu menerima tamu (investor) dari luar maupun dalam negeri," kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM-PTSP), Gustian Riau, Kamis (24/3).
Gustian menyampaikan, sejak tahun 90-an total PMDN di Batam mencapai 123 perusahaan. Dengan nilai investasi Rp3,5 triliun. "Sangat besar nilainya, setiap tahun terus bertambah. Hingga kini tak ada PMDN yang hengkang," ungkap Gustian seperti dikutip dari batampos.co.id (Jawa Pos Group), Kamis.
Menurutnya, dari tahun ke-tahun investasi di Batam terus menggeliat. Di tahun 2014 penanaman modal dalam negeri (PMDN) menembus Rp112 miliar. Perusahaan dominan bergerak di bidang kimia dasar dan farmasi. Tahun 2015 jumlahnya meningkat 15,6 Persen menjadi Rp130 Miliar.
Sektornya berkembang ke properti, industri logam dasar, makanan, karet, serta plastik. "Nilainya terus meningkat," kata mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Batam ini.
Triwulan pertama tahun 2016 sudah masuk enam perusahaan dengan nilai investasi Rp31 Miliar lebih. Bergerak dibidang logam dasar, mesin, angkutan, perdagangan, serta sektor makanan.
Delapan PMDN lainnya juga berminat untuk mengucurkan investasi Rp38 Miliar di tahun ini. "Mereka sudah mengutarakan keinginannya," tutur pria berkumis tipis ini.
Bahkan belum lama ini, pihaknya menerima kunjungan dari Negara Korea dan Jepang. Kedua negara itu berniat untuk membangun perguruan tinggi bertaraf internasional. "Mereka menenayakan lahan, karena itu bukan kewenangan kita (BPM-PTSP), kita arahkan ke instansi terkait (BP-Batam)," kata mantan Kepala Dinas Pendapatan (Kadispenda) Kota Batam ini.