Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jewer Ala Edy Rahmayadi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 31 Desember 2021 – 12:45 WIB
Jewer Ala Edy Rahmayadi - JPNN.COM
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Foto: Finta Rahyuni/JPNN.com

Tuan rumah biasanya juga diuntungkan oleh faktor-faktor nonteknis, terutama dalam cabang olahraga yang tidak terukur.

Nama Edy Rahmayadi sebagai panglima Kostrad tidak dikenal publik. Namanya baru dikenal setelah menjadi ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 2016. Selama memimpin PSSI tidak banyak prestasi yang ditorehkan Edy Rahmayadi. Dia kurang fokus karena sibuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Edy Rahmayadi terpilih sebagai Gubernur Sumut pada 2019 dan masih merangkap sebagai ketua PSSI. Namun, terlihat jelas bahwa Edy sudah kehilangan kontrol terhadap PSSI. Selama masa kepengurusannya banyak demo yang menuntutnya mundur. Akhirnya Edy Rahmayadi mundur dari PSSI pada 2019.

Penyakit lama masih menjadi penyakit menahun yang kronis di PSSI. Kepemimpinan PSSI di bawah Mochamad Iriawan sekarang ini juga diwarnai oleh persoalan yang sama dengan pemimpin sebelumnya. Jauh-jauh hari sudah muncul tengara bahwa Iriawan akan mengikuti jejak Edy Rahmayadi untuk memburu jabatan politik.

Jalan pintas, budaya instan, dan ambisi politik, menjadi faktor yang memperberat kemajuan olahraga di Indonesia. Para pengelola olahraga mempunyai agenda politik terselubung dan memanfaatkan olahraga sebagai sarana ‘’panpol’’, alias panjat politik.

Di lingkungan regional Asia Tenggara pun Indonesia sudah tidak dianggap lagi sebagai kekuatan yang diperhitungkan. Prestasi olahraga Indonesia merosot drastis dibanding dengan prestasi semasa Orde Baru. Di era itu Indonesia menjadi juara umum pekan olahraga Asia Tenggara, SEA Games, sebanyak tujuh kali.

Era sekarang, jangankan juara umum, masuk tiga besar saja kita terengah-engah.

Final sepak bola Piala AFF melawan Thailand ini menjadi cermin betapa lebarnya jurang ketertinggalan kita dari negara-negara. Kekalahan 0-4 (leg pertama) dari Thailand menunjukkan betapa besarnya pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan.

Menurut Coki, selama ini Edy Rahmayadi tidak punya perhatian kepada olahraga Sumatera Utara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close