Johannes Maria, Pastor yang Berjuang Menghidupi Museum Nias
Tak Rela Benda-Benda Pusaka Dijual ke Luar PulauSabtu, 12 Juni 2010 – 08:24 WIB
Membangun museum bukanlah sesuatu yang direncanakan Johannes. Terlebih, sebelum menginjakkan kaki di Tana Niha "sebutan masyarakat Nias yang berarti kampung halaman kita?, dia tidak pernah mengetahui Kepulauan Nias itu seperti apa.
Johannes tiba di Nias pada 1971 sebagai misionaris. Dia diutus gerejanya di Jerman untuk menggali ilmu di tanah seberang. "Sebenarnya, kalau boleh memilih, saya pilih Sumatera. Tapi, ini sudah panggilan buat saya," ujarnya.
Pada 1971, Nias masih sangat tertinggal. Bahkan, sampai saat ini pun belum mengalami kemajuan yang signifikan. Karena itu, kata Johannes, dalam menjalankan tugasnya dari satu desa ke desa lain, dia membutuhkan perjalanan yang sangat lama dengan berjalan kaki.