John Riady Ajak Dunia Usaha Menerapkan ESG untuk Menekan Kerusakan Lingkungan
“Jadi, ESG itu harus dipahami bukan sekadar pengaturan indeks dan laporan semata. Yang lebih penting adalah paradigma tiap individu dari organisasi bisnis yang memiliki visi tersebut, hal itu baru muncul manakala secara utuh dan menyeluruh entitas bisnis mengacu ESG,” simpul John.
Lippo Group sebagai salah satu pilar bisnis kuat di Indonesia menyusun berbagai kerangka yang mengacu pada prinsip-prinsip ESG.
Selaku konglomerasi dengan tentakel bisnis utama mencakup sektor properti, kesehatan, dan pendidikan, Lippo Group dituntut berperan aktif merealisasikan berbagai tujuan global ekonomi berkelanjutan.
Induk usaha Lippo Group yakni Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menunjukkan inisiatif ESG yang integral.
“Skala yang kecil Lippo Karawaci dan Karawang, itu kita mengelola seluruh irigasi dan air. Melihat di sana, ada danau-danau itu bukan hanya hiasan, tapi bermanfaat sebagai water reservoir,” ungkap John.
Hal serupa juga dilakukan di Mal Lippo Kemang (Grup Lippo) dengan membangun ruang bawah tanah yang besar untuk parkir tetapi bisa dialih fungsi sebagai penampungan air kala banjir.
“Kami juga gunakan teknologi untuk mendaur ulang air, inilah prinsip ekonomi dan pembangunan berkesinambungan yang selaras dengan pelestarian lingkungan hidup,” kata John.
Dia menyimpulkan hal itulah yang membedakan prinsip ESG dan CSR. “Kalau ESG, itu harus berhubungan dengan kegiatan bisnis dalam kerangka economy sircular, tidak memberikan dampak buruk juga harus menciptakan nilai lebih secara eksternal dan internal. Kalau pemahaman CSR, hanya memberikan bantuan tetapi tidak berkelanjutan,” tutup John.(flo/jpnn)