'John Wick: Chapter 4' Dianggap Mahakarya Film Laga, Jika Adegan Kekerasan Adalah Tolok Ukurnya
Yang terbaik menurut para kritikus, film ini memberi sentuhan eksentrik dengan menampilkan laga ke mitologi dunia bawah, yang lebih abstrak dan filosofis.
Adegan pertarungan di sekitar Arc de Triomphe yang terus berlanjut, sampai Anda mulai bertanya-tanya mengapa lalu lintas tidak berhenti, atau tidak ada yang memperhatikan - tapi juga memberikan gagasan bahwa semua ini mungkin saja terjadi di beberapa dimensi alternatif.
Selama paruh kedua film, perburuan Wick juga diselingi dengan komentar dari DJ radio (diperankan oleh penyanyi Belgia Kongo Marie-Pierra Kakoma). Belum lagi karakter bos penjahat Jerman (Scott Adkins) dan seorang pembunuh haus darah (Shamier Anderson) yang setengah mengingatkan kita pada sebuah mimpi buruk.
Hanya Laurence Fishburne, yang kembali sebagai sekutu setia Wick, Raja Bowery, yang tampaknya memiliki pijakan di dunia nyata.
Film ini disutradarai oleh Chad Stahelksi yang sebelumnya mengatakan Chapter 4 ini hanya akan dibuat bila sequel yang ketiga berhasil di pasar meski tidak ada jaminan bahwa Keanu Reeves akan kembali tampil sebagai John Wick.
Namun, Reeves dalam wawancaranya kemudian mengatakan akan berperan di film tersebut sepanjang penonton ingin melihat penampilannya.
Potongan pertama dari film ini panjangnya adalah 225 menit dan editor film tersebut Nathan Orloff akhirnya melakukan berbagai pemotongan sehingga versi akhirnya adalah 169 menit.
Dengan spin-off Ballerina dan sequel yang kelima dilaporkan telah dalam proses pengerjaan, sepertinya Wick tidak akan pergi kemana-mana dalam waktu dekat. Sama seperti cibiran Marquis, "dia hanyalah hantu yang mencari kuburan."