Jokowi Akan Gunakan Jasa Konsultan Politik Sendiri
Di tempat yang sama, pengamat politik yang juga wartawan senior Kompas Budhiarto Shambazy mengatakan, berdasarkan pengalamannya meliput Pemilu di Amerika Serikat yang demokrasinya dikatakan maju, memang hasil survei yang dipublikasikan para lembaga survei maupun konsultan politik tidaklah menjadi satu-satunya pertimbangan dalam memilih dan mencalonkan seorang tokoh, termasuk capres.
Dalam memilih seorang tokoh atau capres, sambungnya, partai politik di Amerika tetap mengedepankan aspek kualitatif daripada kuantitatif hasil survei. Pendekatan ideologi, termasuk ideologi konsultan politik menjadi sesuatu hal yang penting.
“Mereka lebih percaya pada telaah kualitatif,bermain di isu. Pendekatan kualitatif itu lebih tampak nantinya di kampanye. Yang dijual itu karakter tokoh, rekam jejak, aspek kepemimpinan, dan penguasaan isu,” ujarnya.
Hal ini berbeda jauh dengan kondisi perkembangan demokrasi di Indonesia yang masih terpaku pada popularitas hasil survei. (sam/jpnn)