Jokowi Gaet Agum Gumelar agar tak Kalah Lagi di Jabar
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio menilai, pengangkatan Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), punya dua makna yang berbeda. Meski keduanya sama-sama berasal dari militer dengan pangkat terakhir jenderal.
"Saya kira untuk pengangkatan Moeldoko, itu punya makna untuk mengimbangi dan mencitrakan Jokowi juga didukung oleh militer. Kan Moeldoko itu Panglima TNI sebelum digantikan oleh Gatot Nurmantyo," ujar Hendri kepada JPNN, Sabtu (20/1).
Sementara itu terkait pengangkatan Agum, pengajar di Universitas Paramadina ini memprediksi untuk tujuan memperbesar kemenangan Jokowi pada Pemilu 2019, khususnya di wilayah Jawa Barat.
Lulusan Akmil 1969 itu merupakan tokoh militer kelahiran Tasikmaya, 17 Desember 1945.
"Perkiraan saya (Agum ditarik,red) untuk memperbesar suara Jokowi di Jabar. Karena waktu Pilpres 2014 lalu suara Jokowi di Jabar, kalah lima juta suara dari calon presiden Prabowo Subianto," ucapnya.
Menurut Hendri, selisih perolehan suara tersebut sangat signifikan dan memperngaruhi keseluruhan perolehan suara Prabowo.
Secara umum, Ketua Umum DPP Parta Gerindra tersebut hanya kalah delapan juta suara dari Jokowi. Karena itu, Jawa Barat dinilai perlu diperjuangkan.
"Pastinya itu akan sangat diperhitungkan, hanya saja saya sih tetap yakin sesama militer lebih kompak, dibanding antara militer dengan sipil," pungkas Hendri.(gir/jpnn)