Jokowi-JK Belum Semoncer SBY-Boediono soal Lapangan Kerja
Peneliti lain di INDEF, Andry Satrio Nugroho menambahkan, rata-rata pertambahan penduduk bekerja pada era pemerintahan Jokowi-JK ditopang oleh sektor jasa perdagangan dan transportasi. Menurutnya, sektor perdagangan, restoran, jasa akomodasi mampu menghasilkan rata-rata pertambahan penduduk bekerja sebesar 1.106.590 penduduk per tahun.
"Hal ini disebabkan oleh masifnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia," imbuh Andry.
Sedangkan anggota Komisi XI DPR M Misbakhun yang juga hadir pada diskusi itu mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK sudah berada pada jalur yang benar. Menurutnya, ada persoalan yang dihadapi pemerintahan Jokowi-JK begitu era SBY-Boediono berakhir, yakni penurunan pertumbuhan ekonomi.
Saat SBY-Boediono berkuasa, sebut Misbakhun, perekonomian nasional ikut ditopang oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang masih dua digit. Sedangkan saat ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok sudah di bawah 10 persen.
Harga komoditas global di era SBY-Boediono masih bagus. Selain itu, angka ekspor Indonesia masih tinggi.
Karena itu ketoka sektor global tak menarik bagi pembangunan ekonomi, pemerintahan Jokowi menggenjot sektor perekonomian domestik. Salah satu yang diandalkan adalah menggelontorkan dana melalui program Dana Desa yang pada 2017 sudah mencapai Rp 60 triliun.
Politikus Golkar itu menyebut penggelentoran dana desa mampu menciptakan hingga 5 juta lapangan kerja baru. "Jadi langkah ini sudah benar. Tinggal perhatikan isu agar regulasi dan pengawasan hingga pemeriksaan dana desa diperkuat," cetusnya.(jpg/ara/jpnn)