Jokowi Kritik Kebijakan Mobil Murah
jpnn.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengkritik kebijakan mobil murah. Menurutnya, mobil murah akan semakin memperparah kemacetan di ibu kota. Sebab, daya beli masyarakat terhadap kendaraan roda empat akan semakin meningkat.
"Kebijakan tersebut juga bertolak belakang dengan program yang saat ini dijalankan Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di ibu kota," ujar Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, Selasa (10/9).
Jokowi mengatakan, jumlah kendaraan akan terus bertambah, seiring dengan meningkatnya taraf hidup warga ibu kota. "Jelas akan menambah macet," katanya.
Namun Jokowi mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sebab keputusan tersebut merupakan kebijakan nasional. "Mau apa. Mau mengantisipasi gimana? Ya tidak mungkin, karena itu kebijakan nasional," kata Jokowi.
Bahkan, kata Jokowi, jika pembatasan kendaraan pribadi dengan sistem ganjil genap jadi diterapkan di Jakarta, maka akan sia-sia akibat kebijakan mobil murah tersebut. "Nanti kalau kita membuat kebijakan genap ganjil, tapi diiringi ada mobil-mobil murah ya percuma," terangnya.
Protes juga dilayangkan anggota Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi. Menurutnya, kebijakan mobil murah yang tercantum dalam PP No 41/2013 tentang Regulasi Mobil Murah dan Ramah Lingkungan (LCGC). Sebab meski baik dalam konteks pertumbuhan ekonomi, namun juga berdampak pada faktor lainnya. "Sepintas regulasi ini bagus, dalam konteks pertumbuhan ekonomi, transportasi, dan energi. Tapi jika didalami regulasi ini banyak cacatnya," katanya.
Menurutnya, dari sisi pemilihan waktu, regulasi ini dinilai tidak tepat karena masih buruknya sarana prasarana transportasi umum. Sebaliknya, regulasi ini bisa diterima jika sistem transportasi di kota-kota besar sudah memadai dan terintegrasi.
"Regulasi ini terlalu menguntungkan dan memanjakan industri otomotif, dari sisi finansial, klaim murah juga menyesatkan karena membohongi konsumen. Apanya yang murah, jika mobil itu dibeli secara kredit harganya mencapai Rp 140 jutaan. Sementara mayoritas konsumen membeli mobil dengan cara kredit," tandasnya. (wok)