Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jokowi Masih 24 Karat Atau Sekarat?

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Minggu, 06 Maret 2022 – 17:09 WIB
Jokowi Masih 24 Karat Atau Sekarat? - JPNN.COM
Presiden Jokowi melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh). Ilustrasi/Foto: Ricardo/JPNN.com

Seseorang yang cinta kepada tanah air disebut nasionalis tulen 24 karat. Seseorang yang punya komitmen demokrasi tinggi disebut sebagai demokrat tulen 24 karat.

Demokrat tulen 24 karat adalah seseorang yang benar-benar punya komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan selalu taat kepada konstitusi. Prinsip demokrasi yang paling gampang diingat adalah pemerintahan ‘’dari, oleh, dan untuk rakyat’’. Gampang diingat, tetapi susah diterapkan.

Dalam prinsip demokrasi kedaulatan ada di tangan rakyat. Kedaulatan rakyat itu diwujudkan dalam perwakilan di lembaga eksekutif dan legislatif. Para pejabat di lembaga-lembaga itu adalah wakil rakyat yang dipilih melalui proses pemilihan umum yang harus berjalan ‘’luber’’, langsung, umum, bebas, dan rahasia.

Dalam KBBI luber artinya melimpah, meluap, melembak. Makna denotasi, atau makna harfiahnya, adalah sesuatu yang berlebih sampai tidak bisa tertampung dalam suatu tempat. Konotasi, atau makna kiasan, dari kata luber bisa positif, misalnya kekayaan yang meluber, yang berarti kekayaan itu melimpah dan dan bisa dirasakan manfaatnya oleh orang banyak.

Luber bisa juga punya konotasi yang negatif ketika dikaitkan dengan debit air. Kalau air meluber, meluap, dan melembak ke mana-mana berarti akan terjadi banjir yang bisa membawa akibat buruk bagi masyarakat.

Pemerintah Orde Baru terkenal jago dalam kemampuannya menciptakan kata-kata eufimisme atau majas. Eufemisme diambil dari Bahasa Yunani ‘’euphemizei’’ yang berarti memiliki kata-kata yang baik. Majas atau eufemisme berguna untuk menggantikan kata-kata yang punya konotasi kasar atau negatif menjadi kata-kata yang lebih pantas, halus, dan positif.

Di tangan rezim Orde Baru istilah luber menjadi identik dengan pemilu, dan selalu mempunyai konotasi positif. Kita semua tahu selama rezim Orde Baru berkuasa pemilu tidak pernah benar-benar dilaksanakan secara luber.

Pemilu selama masa Orde Baru adalah bagian dari demokrasi prosedural yang dilaksanakan sesuai prosedur, tetapi tidak mempunyai esensi demokrasi yang sesungguhnya.

Kalimat bersayap ini menjadi ujian kadar demokrasi Jokowi. Publik akan melihat berapa karat kadar demokrasi Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA