Jokowi Menjadi Presiden Pertama Buka Kongres Nasional PMKRI
Kongres Kebanjiran Tokoh dan Peserta Berebut untuk Menjawab Kuis dari Presidenjpnn.com, PALEMBANG - Sejak organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) berdiri 70 tahun lalu terhitung sejak tanggal 25 Mei 1947 di Yogyakarta, Joko Widodo tercatat sebagai Presiden Pertama yang secara resmi membuka Kongres Nasional dan Sidang Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) PMKRI.
Hal ini mengemuka saat Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI “Santo Thomas Aquinas” Periode 2016-2018, Angelo Wake Kako menyampaikan pidatonya pada saat pembukaan Kongres Nasional XXX dan Sidang MPA XXIX PMKRI di GOR Dempo, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (22/1/2018).
Dari kanan ke kiri: Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, Ketua Presidium PP PMKRI Angelo Wake Kako; Presiden Joko Widodo, Menpora Imam Nahrawi; Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko; Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada Pembukaan Kongres Nasional XXX dan Sidang MPA XXIX PMKRI di GOR Dempo, Jakabaring Sport City, Palembang, Senin (22/1/2018).
Hal tersebut kembali disampaikan oleh pembaca acara pada saat Jokowi sapaan Presiden Joko Widodo membuka Kongres PMKRI. Pembukaan Kongres tersebut ditandai dengan pemukulan gong oleh Presiden didampingi Menpora Imam Nahrawi, Gubernur Sumetara Selatan Alex Noerdin, dan Ketua Presidium PP PMKRI Angelo Wake Kako.
Jokowi dalam sambutannya berbicara soal keragaman Indonesia. Ia membandingkan jumlah suku yang ada di Indonesia dengan negara tetangga/sahabat seperti Singapura dan Afganistan.
Menurut Jokowi, Indonesia memiliki 714 suku dan lebih dari 1.100 bahasa lokal, sedangkan di Singapura hanya empat suku dan Afganistan 7 suku.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, kata Jokowi, ikut berpesan kepadanya. “Kalau ada konflik antarsuku segera dan cepat, cepat, cepat harus diselesaikan,” kata Jokowi menirukan pesan simpatik Presiden Ghani itu.