Jomblo Cantik Ini Jadi Bukti Kemiskinan Bukan Halangan
”Saat itu, saya masih sekolah di SMK Diponegoro Salatiga. Setelah lulus, praktis saya harus mengubur impian bisa melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya,” kata putri pasangan almarhum Subandi dan Suryanti ini.
Di saat itulah Riwa dipaksa untuk menikah dengan cara dijodohkan. Kebetulan Riwa memiliki paras cantik hingga banyak pria yang menaksirnya.
Kondisi rumah orang tua Nur Riwayati di Banyubiru, Kabupaten Semarang. Foto: Adennyar Wycaksono/Radar Semarang
Di desanya, menikah dalam usia muda dianggap wajar. Apalagi masyarakat di desanya masih menganggap pendidikan bagi kaum hawa tidaklah penting. Karena ujung-ujungnya nantinya hanya mengurus anak dan melayani suami.
”Setelah lulus SMK, karena saya miskin, saya mau dijodohkan oleh saudara saya. Ibu saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena hanya buruh serabutan, tapi saya mencoba berontak sampai kabur dari rumah karena ingin kuliah,” kenangnya.
Riwa yang punya prestasi akademik di sekolahnya sempat mengikuti ujian masuk Universitas Negeri Semarang (UNNES) lewat jalur undangan, SNMPTN, dan SBMPTN. Namun, di selalu gagal.
Hingga akhirnya Riwa mencoba ikut ujian masuk melalui Seleksi Mandiri UNNES. Dengan bekal uang Rp 50 ribu, ia pergi ke Semarang untuk ikut ujian. Dia juga membawa sepucuk surat yang ditujukan kepada Rektor UNNES saat itu, Prof Dr Sudiono Sastroatmojo MSi.?