Jualan Es Jus, Istri Minta Cerai, Akhirnya Dideportasi
jpnn.com - SEMPAT merumput di beberapa klub sepakbola Indonesia, karir pemain asal Rusia Sergei Litvinov akhirnya kandas di PSLS Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Selama enam bulan gajinya tak dibayar. Dia pun hidup terlunta-lunta sampai akhirnya dideportasi.
***
Sosok pria bertubuh tinggi kekar itu keluar dari pintu tiga Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Rabu malam lalu (2/7). Dikawal dua petugas imigrasi bandara, lelaki tersebut menghampiri Jawa Pos yang menunggu di depan pintu keluar. Kebetulan jadwal keberangkatan pesawat yang akan menerbangkannya masih lama sehingga dia masih bisa diwawancarai untuk kali terakhir sebelum kembali ke tanah airnya, Rusia.
Ya, pria itu adalah Sergei Litvinov, 27. Sudah tiga tahun dia berkarir di klub-klub sepak bola Indonesia sebagai pemain profesional. Tapi, karirnya tidak tambah mengkilap dan penghasilannya berlimpah. Hidup Sergei di perantauan justru merana.
Dia tak punya apa-apa. Untuk makan sehari-hari saja dia mesti dibantu teman-temannya yang berempati. Dia juga tak kuat membayar sewa kos dan terpaksa tidur di markas Pasoepati, nama komunitas pendukung Persis Solo.
Puncaknya, Jumat pekan lalu (27/6) Sergei ’’ditangkap’’ petugas imigrasi. Dia dianggap telah melanggar aturan keimigrasian sehingga harus dideportasi (dipulangkan dengan paksa) ke negara asalnya. Rabu malam lalu dia benar-benar harus meninggalkan Indonesia dengan sejuta kenangan pahit.
’’Aku juga kaget tiba-tiba digerebek, aku dibilang overstay hampir setahun. Harusnya kalau diurus, aku masih tinggal di sini. Kecewa juga, padahal perjuanganku belum selesai untuk mendapatkan hak-hakku,’’ kata dia.
Sebelum dideportasi, berbagai langkah ditempuh Sergei. Dia berprasangka baik bahwa janji manajemen PSLS yang segera membayar tunggakan gajinya selama enam bulan segera dicairkan.