Jumlah Kelas Menengah di Indonesia Melesat, Ini Datanya
jpnn.com - JAKARTA - Saat ini Indonesia menjadi negara dengan perkembangan kelas menengah terbesar di dunia. Untuk itu, pemerintah diminta memanfaatkan secara maksimal potensi yang besar dari kelas menengah ini.
"Jika tidak dapat dimaksimalkan maka hadirnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada pengujung tahun nanti hanya akan menjadi pasar menggiurkan bagi produk-produk impor yang membanjiri negeri ini," ujar Founder IndoSterling Capital William Henley di Jakarta, kemarin (23/4).
Menurutnya, jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami perkembangan pesat setelah krisis moneter 1997/1998. Bank Dunia mencatat, pertumbuhan kelas menengah dari nol persen pada tahun 1999 menjadi 6,5 persen pada tahun 2011 menjadi 130 juta jiwa.
"Diperkirakan juga angka tersebut bakal meningkat menjadi 141 juta pada 2030," ujar Henley yang juga aktif dalam bisnis teknologi digital tersebut. Karena itu, dirinya meminta kepada pemerintah agar tidak bersikap abai pada masalah ini karena pada akhir tahun Indonesia sudah memasuki era MEA.
Hadirnya MEA ini, menurut William akan membuat aliran barang dan jasa bisa berjalan secara mudah. Bahkan, Indonesia sudah pasti akan menjadi incaran karena pasarnya yang besar dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
"Jika hanya menjadi pasar jajahan, sudah pasti pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia tidak akan berkesinambungan. Industri tidak tumbuh, tenaga kerja tidak terserap, hingga minimnya devisa ke kas negara," ujarnya.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi kelas menengah ini ternyata juga mendorong tumbuhnya pengguna sosial media di negeri ini. Hingga kini, Indonesia tercatat sebagai pengguna aktif terbanyak untuk Twitter dan Facebook.
Dari total pengguna aktif Twitter secara global sebanyak 284 juta, Indonesia menyumbang angka 50 juta atau hampir 18 persen. Sementara pengguna aktif Facebook di Indonesia mencapai sekitar 60 juta dan ada di peringkat keempat setelah Amerika Serikat, India, dan Brazil.