Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jumlah Kelas Menengah Indonesia Dinyatakan Turun, Apa Penyebabnya?

Kamis, 05 September 2024 – 23:55 WIB
Jumlah Kelas Menengah Indonesia Dinyatakan Turun, Apa Penyebabnya? - JPNN.COM
Populasi kelas menengah Indonesia dinyatakan menurun, sementara kelompok 'aspiring middle class' bertambah. (ANTARA: Akbar Nugroho Gumay)

Cara perhitungan ini menghambat masyarakat kelas menengah bawah yang seharusnya masuk kategori miskin dan bisa mengakses skema bantuan sosial.

Mengapa kelas menengah dianggap 'penopang ekonomi'?

Kelompok kelas menengah memiliki persentase konsumsi sebesar 82 persen dari total konsumsi seluruh masyarakat Indonesia, menurut Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.

Jumlahnya yang tidak sedikit juga otomatis memengaruhi besaran kontribusi terhadap negara.

"Kelas menengah berkontribusi terhadap penerimaan perpajakan, mereka berkontribusi pembukaan lapangan kerja, dan mereka juga menentukan produktivitas perdagangan, ekspor, dan juga industri di Tanah Air," ujar Media dari CELIOS.

"Jadi ketika kelas menengah turun pendapatannya itu sebetulnya menggambarkan struktur ekonomi secara keseluruhan, menggambarkan industri manufaktur, menggambarkan industri jasa, progres pengembangan pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat."

Dengan beberapa kontribusi ini, kelas menengah menurutnya merupakan "penopang ekonomi paling besar" di Indonesia.

"Kalau kelas menengah rentan, maka implikasinya terhadap PDB itu juga sangat signifikan sekali karena kontribusinya adalah yang paling besar dibandingkan kelas bawah dan kelas atas," ujarnya.

"Jadi itu menjadi patokan apakah ekonomi itu bergeser naik atau justru stagnan."

Kelas menengah di Indonesia seringkali tidak mendapatkan bantuan ekonomi yang memadai dari pemerintah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA