Jurus Kang Emil agar Teh Jabar Kian Tenar
“Teh juga dapat menjadi menu yang ditawarkan kepada konsumen selayaknya kopi seiring menjamurnya kafe-kafe belakangan ini,’’ kata dia. “Justru itu butuh dorongan di mana ada kopi berdampingan sama teh istilahnya suami istri.”
Emil menambahkan, penduduk Eropa biasanya meminum teh yang dicampur susu. Ternyata di Jabar ada beberapa yang belum sesuai prosesnya.
“Kita akan memperbaiki agar dapat menembus pasar ekpor yang lebih besar. Karena teh Jabar yang white tea ternyata pada segmen tertentu di Eropa dihargai mahal sekali Rp 800 ribu per kilo,” katanya.
Emil menambahkan, pihaknya akan kedatangan produsen teh asal Inggris yaitu Finlays untuk berkeliling ke perkebunan teh yang ada di Jabar pada bulan depan. Selain itu, Emil juga akan menyertakan menu teh pada kafe di Australia yang akan dibuka dalam waktu dekat.
“Kemarin dimulai dengan ngetes kopi Jabar gratis di sana. Saya titipkan setengah kafe jualan teh juga. Orang bisa ada pilihan kopi dan teh,” katanya.
Sebetulnya potensi teh di Jabar cukub banyak. Lahan-lahan perkebunan teh di Jabar saat ini terdapat di Rancabali, Malabar, Sukawana, Gunung Mas, Cianten, Cikuya dan Bukit Kecapi.
Hanya saja, komoditas itu sekarang mengalami penurunan. Menurut Kepala Dinas Perkebunan Jabar Dodi firman Nugraha, penurunan itu disebabkan oleh banyaknya perkebunan teh milik rakyat tidak produktif lagi.
Padahal, kata Dodi, kualitas teh asal Jabar sebetulnya sudah dikenal di dunia. Dia mengatakan, produk teh asal Jabar dari sejumlah perkebunan tersebut sudah memberikan nilai ekspor ke mancanegara, terutama ke negara-negara Asia, Amerika dan Eropa.