Jurus Teladan
Oleh: Dahlan Iskan"Tanpa pertumbuhan, Tiongkok bahaya," ujar Dr Michael J. Hicks. Ia ahli ekonomi papan atas di Amerika Serikat.
Keahliannya di bidang ekonomi regional dan industri. Alirannya Keynesian. Lulusan University of Tennessee di kota Knoxville.
Ia pernah aktif di militer dengan pangkat terakhir letnan kolonel. Jangan jumbuh-kan dengan Mayjen Mark J. Hicks. Ia adalah adiknya.
Michael Hicks tahu: 40 tahun terakhir Tiongkok tumbuh pesat. Itu mengingatkannya pada tingkat pertumbuhan di Amerika setelah tahun 1930-an. Itu yang membuat Amerika digdaya sampai sekarang.
Bedanya, kata Hicks, pertumbuhan tinggi di Tiongkok kurang sehat. Pertumbuhan itu bersumber dari urbanisasi penduduk desa ke kota yang luar biasa. Melebihi yang terjadi di Amerika kala itu.
"Industri di Tiongkok pun kurang efisien. Produktivitas 7,5 tenaga kerja di Tiongkok sama dengan satu orang di Amerika kala itu," ujarnya.
Itu karena industri dijalankan dengan tenaga yang berlatar belakang petani lama.
Hicks mengatakan para petinggi Tiongkok juga tahu kelemahan itu. Maka Tiongkok mengubah orientasi pendidikannya: menjadi lebih mengutamakan sains, teknologi, matematika, fisika, kimia, elektro dan seterusnya.