Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu
Perempuan berusia 39 tahun yang tidak mau nama keluarganya disebut ini mengatakan di masa lalu dia memilih partai Liberal namun di pemilu mendatang dia akan memilih Partai Buruh.
Ini disebabkan karena kesulitan yang dialami orangtuanya yang lansia untuk masuk ke Australia dari Tiongkok.
Ivy mengatakan orang tuanya tidak memenuhi syarat masuk ke Australia karena mereka mendapatkan vaksin Sinopharm, yang tidak diakui di Australia bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun.
"Saya sangat, sangat kecewa," katanya.
"Dan saya kira kinerja pemerintah federal tidaklah bagus dalam menangani pandemi ini, semuanya tidak terkontrol dengan baik."
Banyak yang kemudian juga menjadi WN Australia
Dr Sheppard menambahkan bahwa banyak di antara mereka yang sebelumnya memegang visa tinggal permanen ini akhirnya menjadi warga negara Australia.
"Bila mereka kecewa dengan perlakuan pemerintah terhadap mereka, kemudian mereka akan berpengaruh dalam pemilu ketika mereka akhirnya berhak memilih," kata Dr Sheppard.
Inilah yang dilakukan pemegang visa permanen asal Inggris Pierre Araman yang sudah tinggal di Australia dan Inggris berselang-seling sejak usia 14 tahun.