Kabut Asap Bisa Sebabkan Depresi?
jpnn.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera dan Kalimantan makin pekat. Bukan hanya mengakibatkan gangguan fisik, penduduk di sekitar juga perlu mewaspadai depresi akibat kabut asap. Kabut asap yang melanda Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat saat ini diakibatkan oleh karhutla, terutama kebakaran lahan gambut.
Kabut asap bisa sebabkan depresi?
Sebagai contoh, ada sebuah studi menarik di Yunani tahun 2011 di jurnal “European Psychiatry”.
Studi tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita kehilangan akibat kebakaran hutan mencetak skor yang secara signifikan lebih tinggi pada gejala somatis, depresi, kecemasan, permusuhan, kecemasan fobia, paranoia, mengalami gejala lainnya, serta lebih tertekan.
Meski demikian, studi tersebut tidak secara spesifik meneliti asap dan studi itu sendiri belum definitif.
Dari KlikDokter, dr. Dyan Mega Inderawati ikut bersuara. Menurutnya, depresi juga bisa mengancam orang-orang yang terpapar kabut asap setiap harinya.
Penyebabnya bisa akibat sakit fisik yang tak kunjung sembuh dan/atau karena kondisi kabut asap tak juga mereda.
“Depresinya itu bisa karena keadaan lingkungan yang membuat seseorang stres berat atau akibat sakit yang tak sembuh-sembuh. Misalnya karena kabut asap, seseorang mengalami batuk berkepanjangan. Itu bisa membuatnya depresi,” kata dr. Dyan menjelaskan.