Kadek Wiradana, Advokat Muda yang Patut Dicontoh
Kasus kedua, penipuan, memang belum sampai sidang. “Tetapi, kami berhasil damaikan. Memang tujuan pengadilan begitu. Sebelum sidang ada mediasi dulu,” jelasnya.
Meski gratis sekalipun, dia tidak asal-asalan. “Dua kasus yang sudah pernah saya tangani itu tergolong sukses. Dua contoh tadi menunjukkan,” terang pria kelahiran Gianyar, 13 Januari 1986 tersebut.
Diakui, untuk menjadi advokat baru, memang sulit untuk memberikan layanan bantuan hukum gratis.
“Apalagi yang tidak punya pemasukan dari sektor lain. Dari mana mereka dapat. Kalau saya karena sudah ada, maka saya berusaha memberikan bantuan ini,” ujarnya.
Menurutnya, biaya advokat, terkesan mahal. Apalagi ada istilah sukses fee bagi advokat yang mampu menyelesaikan masalah.
“Makanya saya ingin, kalau ada warga miskin yang punya masalah, saya mau bantu cuma-cuma. Dari konsultasi, pendampingan sampai sidang,” janjinya.
Dia juga mengajak teman-teman advokat lain yang ingin membantu warga miskin. “Ada advokat yang kerja di kantor lain, terutama yang berjiwa sama seperti saya. Saya ajak untuk ikut menangani kasus yang melibatkan warga miskin,” terangnya.gianyt
Memang sejak awal dilantik menjadi pengacara, dia berkomitmen membantu warga miskin yang bermasalah di jalur yang benar.