KADIN Indonesia Desak Pertamina Percepat Bangun Kilang
Karena itu, dengan kilang petrokimia Pertamina, diharapkan bisa mengurangi impor petrokimia secara signifikan.
“Air mineral saja, yang kita minum setiap hari, botolnya masih impor,” kata dia.
Dengan harga nafta 0,01 sen Dolar AS untuk setiap botol air mineral, jelas Widjaja, bisa dihitung bahwa nilai impor produk tersebut sangat luar biasa.
“Dikali rata-rata orang Indonesia mengkonsumsi, misal 100 juta botol dikali tiga dalm sehari, dikali 365, maka angkanya bisa mencapai triliunan Rupiah,” katanya.
Itu baru satu jenis produk. Padahal, petrokimia merambah pada aneka industri, termasuk industri rumah tangga.
“Industri petrokimia itu besar sekali. Dari tetesan minyak bisa menghasilkan 20 kluster aneka industri. Dimana masing-masing kluster terdiri atas beberapa sub kluster lain,” lanjutnya.
Dalam kaitan itulah, idealnya Pertamina tidak hanya berkonsentrasi menggarap sektor hulu petrokimia, tapi juga di bagian hilirnya.
Bisnis ini menurutnya, membutuhkan investasi sangat besar dan bersifat jangka panjang dengan potensi keuntungan yang didapat juga bersifat jangka panjang.(chi/jpnn)