Kalah Cepat dari Rusia soal Vaksin COVID-19, Amerika Berkilah Begini
jpnn.com, WASHINGTON DC - Menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS) Alex Azar menanggapi pernyataan Rusia soal persetujuan atas vaksin COVID-19 yang dibuat negara itu, dengan menyebut bahwa penyediaan vaksin bukan tentang siapa yang tercepat.
"Ini bukanlah perlombaan menjadi yang pertama," ujar Azar, yang tengah berada di Taiwan untuk lawatan resmi, dalam konferensi melalui sambungan telepon yang diikuti ANTARA di Jakarta, Rabu (12/8).
"Ini adalah tentang menggunakan segenap kemampuan pemerintah AS, perusahaan, dan industri biofarmasi agar secepat mungkin kami dapat menyediakan vaksin untuk masyarakat AS, juga masyarakat dunia," kata dia menambahkan.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (11/8), menyatakan bahwa Rusia menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan pemerintah terhadap vaksin yang rencananya akan dinamai "Sputnik V", demikian menurut laporan Reuters.
"Saya tahu bahwa vaksin ini bekerja dengan cukup efektif, membentuk imunitas yang kuat, dan saya ulangi bahwa vaksin ini telah lolos semua pengujian yang diperlukan," kata Putin.
Pemerintah Rusia menyebut "Sputnik V" akan diberikan terlebih dahulu kepada tenaga medis, kemudian guru, dalam tahap uji coba sukarelawan pada akhir bulan Agustus atau awal September.
Peluncuran vaksin secara masif di dalam negeri Rusia direncanakan berjalan mulai Oktober. Sementara sejumlah pakar menyoroti hal ini karena hanya sekitar 10% hasil uji coba yang berhasil, dikutip dari Reuters.
Terkait hal itu, Azar mengatakan bahwa dua vaksin buatan AS telah memasuki fase III, yakni uji coba klinis, sejak beberapa pekan lalu--yang mana Rusia baru memulainya sekarang.