Kalau Bung Karno Digertak, ini yang Terjadi…
"Revolusi berada di tangan kami sekarang. Dan kami memerintahkan Bung. Kalu Bung tidak memulai revolusi malam ini, baiklah. Tetapi kami pemuda-pemuda tidak dapat menanggung sesuatuanya. Jika besok siang proklamasi belum juga diumumkan, kami pemuda-pemuda akan bertindak dan menunjukkan kesanggupan…pemuda akan melaksanakan revolusi dan darah akan mengalir," Wikana menekan.
Menurut Subadio, Bung Karno yang sedari tadi mencoba tenang, tiba-tiba bangkit dari duduknya, dan meloncat ke tengah-tengah pemuda.
Si Bung berteriak, "jangan aku diancam! Jangan aku diperintah! Engkau harus mengerjakan apa yang kuingini! Pantangku untuk dipaksa menurut kemauanmu…"
Semua terdiam. Bung Karno mengedarkan pandangannya melihat senjata-senjata yang ditenteng para pemuda. Terhenti di pisaunya Wikana. Dipanahnya dalam-dalam, lalu berkata, "Ini kudukku," seraya menyerahkan lehernya. "Boleh penggal kepalaku. Engkai bisa membunuhku. Tetapi jangan kira aku bisa dipaksa."
Hening. Bung Karno menguasai penuh keadaaan. "Saya bicarakan dulu hal ini dengan teman-teman lain."
Hatta berdiri. Dia mengajak Bung Karno, Ahmad Soebardjo dan Buntaran ke ruang tengah. Berunding. --bersambung (wow/jpnn)