Kalbe Farma dan Inovasi untuk Majukan Industri Farmasi Indonesia
jpnn.com - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) turut berpartisipasi dalam Open House Expo Sistem Pengawasan Life Cycle Produk Obat dan Makanan, rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 BPOM. Kalbe pun kembali memperkenalkan berbagai inovasi di bidang kesehatan yang dimiliki.
“Kami turut berpartisipasi dalam acara ini sebagai bentuk apresiasi kami atas kerja sama baik yang selama ini terjalin dengan BPOM,” ujar Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan, di Kantor Pusat BPOM, Jakarta.
“Pada booth Kalbe, terdapat inisiatif yang kami jalankan sebagai upaya bersama memajukan industri farmasi, mendorong industri farmasi lebih dalam lagi, melakukan research dan pengembangan, termasuk local content,” jelasnya.
Salah satu inovasi Kalbe yang diperkenalkan dalam agenda BPOM kali ini ialah produk Hemapo (epoetin alfa). Ada juga Leucogen (filgrastim), Rituxikal (rituximab), Ezelin (insulin glargine), hingga Efesa (efepoetin alfa). Kemudian, Bioreaktor dan Akta Flux juga digunakan dalam tahap produksi serta purifikasi biomolekul.
Terkait Life Cycle Produk, Kalbe melakukan penelitian dan pengembangan produk baru melalui pengembangan proses produksi, pre-klinik, dan uji klinik difasilitas yang tersertifikasi GMP yang diakui secara internasional. Dilanjutkan dengan produksi obat, registrasi obat, pemasaran obat, hingga manajemen rantai persediaan.
Pada prosesnya, BPOM melakukan pendampingan, pemantauan, serta evaluasi. Sehingga, dapat dipastikam produk telah memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan, dan khasiat, sebelum produk Kalbe dipasarkan.
Kegiatan yang berlangsung dua hari ini melibatkan siswa-siswi dari sekolah tingkat menengah atas di Jakarta, mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta, serta perusahaan obat dan makanan selaku stakeholders BPOM. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah sinergi BPOM dengan tiga pilar pengawasan yakni pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“BPOM harus bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, masyarakat, dan media untuk memberikan perlindungan kesehatan masyarakat dan peningkatan daya saing bangsa melalui obat dan makanan aman,” tutur Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito. (dil/jpnn)