KAMI Berkoar Ingin Menyelamatkan Indonesia, Klutuk PDIP: Mematuhi Protokol COVID-19 Saja Tidak Bisa
jpnn.com, JAKARTA - Pengurus cabang PDI Perjuangan angkat suara terkait deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).
Ketua DPC PDIP Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito memandang deklarasi itu gagal menjaga protokol kesehatan Covid-19 sehingga menjadi pertanyaan masyarakat bagaimana Gatot Nurmantyo Cs menyelamatkan bangsa.
“Namanya saja koalisi aksi. Jadi di situ yang ada hanya aksi politik. Jangankan menyelamatkan Indonesia, menjaga disiplin deklarasi dengan mematuhi protokol Covid-19 saja tidak bisa. Bandingkan dengan upacara HUT Kemerdekaan RI oleh DPP PDI Perjuangan di Lapangan Banteng, yang sangat tertib dan berdisiplin," kata pria yang akrab disapa Klutuk itu saat dihubungi, Selasa (18/8).
Klutuk mengatakan kredibilitas KAMI sudah tergerus dengan sendirinya oleh karakter para pengusungnya yang lebih kedepankan manuver politik. Dalam konteks itu, Klutuk menyatakan kader PDIP seluruh Indonesia percaya rakyat Indonesia sudah semakin cerdas. Rakyat punya intuisi kolektif guna membedakan mana pemimpin yang mumpuni dan bekerja keras bagi negeri.
"Rakyat bisa membedakan yang mana yang niat jadi pemimpin tapi nyatanya hanya mengejar mimpi. Kami meragukan maksud deklarator KAMI, kecuali hanya sebagai representasi mewakili barisan sakit hati," kata alumnus UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Dalam pandangan Klutuk, rakyat paham bagaimana sosok Rizal Ramli, Amien Rais, Rocky Gerung, dan beberapa tokoh deklarator lainnya selalu berseberangan dengan Presiden Jokowi.
“Grass roots PDI Perjuangan itu jelas. Taat asas. Bu Megawati selalu bela Pak Jokowi, maka kami juga pasang badan untuk Pak Jokowi,” kata Klutuk.
Dia juga menilai gerakan KAMI kental nuansa post power syndrome melihat dari para deklarator yang hadir. Maka gerakan KAMI tersebut sebenarnya bentuk gerakan menyelamatkan mimpi kekuasaan masing-masing. "Kami tidak habis pikir atas berbagai manuver politik yang terbukti tidak laku tersebut," pungkasnya.