Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kami Usir dan Jika Perlu Kami Bunuh

Minggu, 24 Januari 2016 – 00:07 WIB
Kami Usir dan Jika Perlu Kami Bunuh - JPNN.COM
Tato tradisional suku pribumi Selandia Baru, Maori. Foto: News Limited

Karena itu, rumah adat dengan aula yang berukuran 11 x 9 meter tersebut sempat lama mangkrak. Padahal, fungsi rumah adat itu cukup strategis. Antara lain, hajatan pernikahan, upacara adat, persidangan terkait hukum adat, dan musyawarah-musyawarah umum lain.

Sampai akhirnya, tiga tahun lalu muncul inisiatif dari Sinarmas Forestry dan APP untuk melakukan renovasi. Proses renovasi yang berjalan sekitar tiga tahun itu menelan biaya hingga Rp 1,8 miliar.

Selain hutan, yang juga dicemaskan Yatim adalah kian terkikisnya kebudayaan serta tradisi suku Sakai. Maklum, perkampungan Sakai yang dipimpinnya hanya berjarak tempuh sekitar satu jam perjalanan darat dari Duri, kota paling ramai di Bengkalis.

’’Anak-anak Sakai sekarang sudah sekolah semua. Tapi, semoga itu tidak membuat mereka justru melupakan tradisi,’’ kata Yatim.

Seiring akan berakhirnya Tarian Poang yang sudah 15 menit disajikan, Giman pun bergerak seperti menghitung anggota ’’pasukannya’’. Setelah dipastikan lengkap, tak lama kemudian, kendangan terakhir terdengar dan berakhirlah tarian tersebut.

Poang dulu memang merupakan tarian perang. Yang dilakukan Giman menjelang berakhirnya tarian merupakan simbol tanggung jawabnya sebagai pemimpin untuk mengetahui apakah ada anak buahnya yang gugur atau tidak.

’’Poang itu aslinya tarian perang. Tapi, kini tarian ini dibawakan ketika ada hajatan penyambutan tamu spesial, pernikahan, hingga kegiatan pengobatan tradisional,’’ terang Giman.

Perang antarsuku memang tak ada lagi. Tapi, kini warga Sakai menghadapi pertempuran lain yang tak kalah berat: melawan zaman yang terus berubah. Zaman dengan generasinya yang terus menggugat nilai-nilai lama. (*/c5/ttg)

HUTAN ulayat milik suku Sakai kian menciut. Dari ribuan tinggal ratusan hektare saja. Hukum adat untuk melindunginya berlaku berbeda antara warga

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close