Kampung Madras, Little India Penuh Keharmonisan di Medan
Hendri menyebut orang India tidak secara langsung datang ke Indonesia yang dahulu masih bernama Hindia Belanda. Awalnya mereka sudah bekerja di Singapura ataupun di Malaysia.
Namun, catatan sejarah menunjukkan orang-orang India itu tidak hanya bekerja di perkebunan, tetapi juga menekuni bidang lain. Mereka juga menjadi pekerja pembangunan infrastruktur, transportasi, tenaga pikul di pelabuhan, dan lainnya.
Seiring kian bertambahnya pekerja yang didatangkan dari luar Sumatra, mereka mengelompokkan diri dengan membuat permukiman tersendiri. Dari situlah warga keturunan India membentuk Kampung Madras.
“Dengan makin banyaknya tenaga kerja, termasuk dari India Tamil, Sikh, dan China, maka dibukalah kantong-kantong permukiman. Secara otomatis mereka mengelompokkan diri dalam permukiman," tutur Hendri.
Kampung Madras didirikan di atas tanah Kesultanan Deli. Henri menjelaskan Sultan Deli Mahmud Al Rasyid pada 1880 memberikan tanah itu kepada warga India yang berpindah ke Sumatra.
Awalnya, Kampung Madras bernama Kampung Keling. Julukan ‘Keling’ berasal dari kata ‘Kalinga’ yang merupakan nama salah satu daerah di India.
Namun, nama Kampung Keling dianggap sebagai stigma negatif karena merujuk pada ras. "Jadi, di India itu tidak ada istilah keling karena memang sifatnya rasis,” kata Hendri.
Walakhir, nama Kampung Keling diganti menjadi Kampung Madras. Sebutan ‘Madras’ diambil dari nama ibu kota Tamil Nadu, daerah asal leluhur mereka.