Kampung TKA Tiongkok Digerebek, 62 Kabur, 18 Ditangkap
Medannya cukup berat, jalanan berliku dan tikungan curam. Minibus yang ditumpangi tim beberapa kali nyaris terperosok ke jurang. Hingga terpaksa menyusuri tepian hutan.
Perjalanan masih jauh, namun medan tak memungkinkan lagi dilewati kendaraan. Meminta bantuan warga sekitar, sekitar tujuh anggota tim kemudian meminta bantuan warga sekitar meminjam sepeda motor.
Tapi lagi-lagi, sepeda motor pun tak mampu menembus jalanan berlumpur. Tim memutuskan untuk berjalan kaki menuju lokasi. Samar terdengar dari radio panggil salah satu petugas, tim kedua juga sudah tiba di lokasi sasaran.
Kepala Kantor Imigrasi Herman Lukman turut di tim pertama, didampingi Kasi Pengawasan dan Penindakan pada Kantor Imigrasi Kelas II Bogor, Arief Haizirin Satoto. Herman sejenak mengatur strategi.
Setelah tiga jam menembus semak belukar, tampak di kejauhan atap sejumlah bilik menyerupai asrama. Semakin mendekat, terlihat jelas kertas tempel berwarna merah bertuliskan bahasa Mandarin. Bangkai traktor pengangkut batu tergelak tak keruan.
Satu komando dari sang ketua, petugas menyebar dan menyisir satu- per satu bilik yang ada. Seorang perempuan yang mencoba bersembunyi di kubangan air raksasa (bekas tambang) menarik perhatian mata. Ada beberapa yang lain lari bersembunyi di balik semak belukar.
“Ada sembilan orang kabur. Kita berhasil tangkap,” kata Herman terengah. Belum tuntas menyambung napas, dua TKA kembali berulah. Buru-buru petugas bersenjata memborgol salah satu di antaranya.
Sedangkan yang satu lagi berusaha menyuap petugas dengan segepok uang lembaran bergambar Soekarno-Hatta. Ulahnya itu kembali membuat petugas naik pitam hingga hampir adu jotos.