Kapolri: 11 Polisi Menembak Gas Air Mata, Suporter Arema Langsung Panik
Mantan Kapolda Banten itu mengeklaim tembakan anak buahnya tersebut dilakukan dengan maksud untuk mencegah agar penonton tidak turun ke lapangan.
"Penoton kemudian berusaha keluar, khsusunya di pintu 3,11, 12, 13, dan 14," ujar Listyo.
Menurut Listyo, seharusnya lima menit sebelum pertandingan berakhir, pintu harus dibuka.
Nahasnya, pintu-pintu itu hanya dibuka dengan ukuran 1,5 meter.
"Para penjaga pintu tidak berada di tempat," ujar Listyo.
Alumnus Akpol 1991 itu juga menyebut saat penonton berhamburan keluar, ada besi melintang yang membuat pendukung Aremania terhambat saat melewati pintu.
Walakin, terjadi desak-desakan mengakibatkan sumbatan di pintu-pintu keluar hampir 20 menit.
"Dari situlah muncul banyak korban mengalami patah tulang, alami trauma, kepala retak, dan sebagain besar meninggal karena asfiksia," tutur Listyo. (cr3/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!