Kapten Mursal Mustari, Luar Biasa!
Saat ini, Mursal tengah mengajari 43 santri. Mereka berasal dari Toboko maupun kelurahan lain disekitarnya seperti Mangga Dua, Kota Baru, dan Tanah Tinggi.
”Ada yang masih TK hingga SMA, ditambah anggota-anggota Satgas 18 orang. Selain mengaji, anak-anak juga kami ajarkan doa-doa penting,” ucapnya.
Jam mengaji mereka dimulai sejak bakda Magrib hingga masuk waktu Isya. Ayah lima anak ini kadang dibantu seorang ustaz, Arbain.
”Ustaz Arbain datangnya dua kali seminggu. Karena beliau juga punya TPQ di Takoma, dan pekerjaan lainnya sebagai pegawai negeri,” tuturnya.
Mursal mengaku tak kesulitan menghadapi santri yang dominan anak-anak. Di Makassar, ia pernah punya santri yang mencapai 100 lebih. Sebagian besar adalah anak tentara. Ia juga pernah menjadi pendidik saat masih Bintara di Bandung.
”Tapi beda mengajarkan pendidikan militer dengan mengaji. Harus sabar menghadapi anak-anak,” ungkap suami Marita Asnina itu.
Menyambi jadi guru mengaji tak membuat Mursal merasa tugasnya sebagai TNI terganggu. Justru pekerjaan tambahan itu menjadi ladang baginya untuk mengamalkan ilmu.
”Tahun 90-an waktu masih di Bandung pernah menjadi juara dalam pertandingan pembacaan Quran seluruh Indonesia untuk Kodam, mendapat juara tiga. Itu waktu masih muda. Tapi sekarang kan sudah tua, napas juga sudah menurun,” katanya sembari tersenyum.