Karena Itu, Sandi Diberi Nama Tengah Salahuddin
Anehnya, saat Mien mengandung Sandiaga, ia tidak mau makan. Mien hanya mau makan nasi dengan bumbù terasi goreng.
”Sandi ini sangat murah. Saat saya hamil tidak macam-macam mintanya. Saya hanya mau makan nasi dengan terasi,” tutur Mien mengawali kisahnya kepada INDOPOS (Jawa Pos Group) di Jalan Galuh II nomor 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel) akhir pekan lalu.
Kekagetan perempuan kelahiran Indramayu, 23 Mei 1941 itu, bertambah saat Sandiaga lahir.
Bagaimana tidak, kala pertama menyapa alam semesta ini, Sandi lahir penuh rambut, sorotan mata tajam dan hidung mancung.
Singkatnya, Sandi lahir berbeda sama sekali dengan kebanyakan orang Gorontalo atau Sulawesi.
”Karena itu, Sandi diberi nama tengah Salahuddin, supaya mengikuti jejak Salahuddin Al-Ayyubi salah satu pejuang muslim terkenal seantero jagad,” cerita peraih Ernst & Young Entrepreneur of The Year World Judge, Monte Carlo tersebut.
Kejutan Sandi berlanjut di masa kecil. Di mana, pada masa belia tersebut Sandi juga tidak bisa diam. Aktif dan terus bergerak.
Sandi akan berhenti bergerak kalau diputarin lagu klasik dan, lagu-lagu islami. Menariknya, Sandi kalau protes sesuatu dilontarkan dalam bahasa kiasan.