Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Karena Setengah Hati, Saritem Tak Kunjung Mati

Minggu, 22 Juni 2014 – 06:09 WIB
Karena Setengah Hati, Saritem Tak Kunjung Mati - JPNN.COM

jpnn.com - BANDUNG - Sepanjang mata memandang tak tampak reklame produk bir, kondom dan lainnya seperti biasa dijumpai di lokalisasi. Sepintas hanya terlihat hunian rumah tangga. Gambaran itulah yang terlihat di Lokalisasi Saritem Bandung.

Lokalisasi terbesar di Bandung, bahkan kokon terbesar se-Jawa BArat itu memang telah ditutup sejak 2007, namun bukan berarti aktifitas prostitusi telah mati. Sejumlah calo yang nongkrong di Jalan Saritem menjadi bukti jika lokalisasi yang konon ada sejak awal 1906 itu masih menggeliat.

Para calo itu akan menyapa ramah. Mereka memberikan kode dan biasa berkata lirih, "Cari Aa,"? pada setiap pria yang melintas. Seperti halnya sales produk, calo itu akan memberikan informasi lebih detail pada setiap pria yang merespon penawaran.

Informasi soal tarif kencan sudah pasti menjadi kalimat pembuka. Harga yang biasa ditawarkan antara Rp 150 ribu, Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Iming-imingnya untuk harga yang terakhir itu ialah pekerja seks yang ditawarkan kaya artis.

Jika si calo bisa closing, dia akan mengantarkan tamu masuk ke lorong-lorong gang di wilayah Saritem. Kendaraan tamu cukup diparkir di tepi Jalan Saritem.

Kalau menggunakan motor biasanya diarahkan parkir di rumah warga. Pasalnya lorong-lorong gang di Saritem memang sangat sempit. Untuk berpapasan antara orang dan motor saja sulit. Gambarannya persis seperti gang di Jarak dan Putat Jaya.

Biasanya para calo itu akan memanggil satu-dua pekerja seks komersial (PSK) sebagai sample. Jika cocok dengan perempuan yang dibawa, tamu akan diarahkan ke wisma tempat eksekusi. Kalau tak cocok calo akan membawa kita masuk dari wisma ke wisma.

Seperti guide di tempat wisata yang mengantarkan kita dari satu spot wisata ke spot wisata berikutnya.

BANDUNG - Sepanjang mata memandang tak tampak reklame produk bir, kondom dan lainnya seperti biasa dijumpai di lokalisasi. Sepintas hanya terlihat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News