Karya Langka Seniman Bali Sudah Bisa Dinikmati
jpnn.com, JAKARTA - Pameran dwitunggal hasil karya dua seniman besar asal Bali, I Ketut Budiana dan Ida Bagus Putu Sena resmi dibuka 6 September lalu. Karya-karya seni lukis tradisional Bali itu bisa dinikmati pengunjung hingga 1 Oktober mendatang di Museum Puri Lukisan.
Dari pantauan, antusiasme masyarakat sangat besar. Pengunjung tampak memadati arena pameran. Deretan papan bunga yang memberi ucapan selamat dari dalam dan luar negri sangat banyak. Tokoh-tokoh seni besar juga tampak hadir di antaranya Kurator Seni Jean Couteau, Maestro Lukis Indonesia Sidik W Martawidjojo. Sultan Cirebon dan Permaisurinya juga tidak ingin melewatkan momen tersebut.
Dalam pameran bertema "Whirling" dan "Muter Tattwa" itu, Budiana banyak menonjolkan sosok monster dalam karya-karyanya. Aura lukisannya "mistis". Karismatik.
Wanita di lukisan Budiana digambarkan sebagai sosok bumi. Sedangkan sosok pria diibaratkan sebagai simbol air. Keduanya menyatu didalam ibu pertiwi.
"Pesan yang ingin saya sampaikan bumi ini sudah memberikan lebih kepada manusia. Hanya kadang manusia yang kurang bersyukur," ujar Budiana.
Seniman yang memiliki ciri khas lukisan berkarakter kuat dan beraura mistis ini menonjolkan warna abu-abu dan putih. Sosok manusia (bukan wanita, bukan juga pria). Berjalan ditemani seekor anjing berwarna hitam. Yang artinya dosa dan kebaikan.
"Dia yang akan menuntun kita di dunia orang mati," ucapnya. Sangat berbeda dengan Budiana, Sena memamerkan lebih banyak lukisan berukuran lebih kecil. Baginya, lukisan kecil atau besar semuanya berharga.
Sena yang merupakan cucu dari generasi pertama pelukis Bali yang mendunia, Ida Bagus Kembeng itu lebih menonjolkan nilai-nilai agama dalam karya lukisnya.