Kasus Harian COVID-19 di Indonesia Naik, Epidemiolog Ingatkan Angka Sebenarnya Jauh Lebih Tinggi
Meski dianggap berhasil menembus angka minimal rasio lacak-isolasi, pelacakan di kota Surabaya juga tak lepas dari penolakan warga.
“Pernah saat akan mengevakuasi pasien yang positif COVID, kami dilumuri dengan kotoran manusia oleh istri si pasien itu. Ia menolak suaminya yang dalam kondisi stroke dan positif COVID dievakuasi ke rumah sakit," ujar dr Lolita.
“Teman-teman sempat nangis, kami dalam keadaan capek mental dan fisik, kok mendapat perlakuan seperti itu. Tapi saya besarkan hati mereka, saya ingatkan bahwa ini adalah konsekuensi dari pekerjaan yang harus kita jalani."
Menurut dr Lolita, penolakan tersebut dikarenakan sebagian besar warga tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang COVID-19 dan stigma di masyarakat sehingga mereka merasa penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini adalah aib.
Meski mengakui angka tracing di Kota Surabaya yang sudah jauh lebih baik dari wilayah lain, Dr Windhu Purnomo mengingatkan bahwa secara umum, baik di Jawa Timur maupun di Indonesia, angka tracing masih rendah.
Angka kasus positif diperkirakan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan
Dr Windhu Purnomo juga mencoba menghitung besaran kasus aktif memakai data Jawa Timur sebagai contoh.
Pada tanggal 10 Juni, kasus aktif yang dilaporkan, sesuai data Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, adalah 2.286 kasus.
Namun ia menemukan, jumlah pasien yang dirawat di seluruh rumah sakit rujukan di Jawa Timur pada tanggal dan hari yang sama sebesar 2.803.