Kebaikan Bertemu Kebaikan untuk Semoga
Oleh Dahlan Iskan”Satu minggu saya menangis. Beliau begitu sehat. Saat berangkat. Kok meninggal,” kata Djudjuk.
Teman di dekat Djudjuk itu mestinya juga tidak libur. Tapi diizinkan. ”Juragan saya pemegang saham bank syariah di Malaysia. Beliau sudah tahu pentingnya hari raya seperti ini,” kata teman Djudjuk itu.
Si cantik Lutfiana juga ingin pulang. ”Saya kan juga ingin berumah tangga,” kata gadis Turen, Malang ini.
Lutfiana juga merasa senang. Selalu dapat juragan baik. Yang pertama. Maupun yang kedua.
Yang pertama itu sampai lima tahun. Baru berhenti karena juragannya meninggal.
Anak-anaknya sudah punya pembantu sendiri-sendiri. Di rumah pertama itu Lutfiana hanya berdua dengan juragan wanitanya. Kaya. Rumahnya vila. Tiga lantai.
Lutfiana tidak dianggap pembantu. Makan harus satu meja. Sering diajak ke restoran. Juga makan satu meja. Sering pula diajak jalan-jalan. Juragannya setir mobil sendiri.
”Dulunya saya tidak bisa masak. Sering diajak ke restoran. Diberi tahu. Itu masakan apa. Cara masaknya bagaimana. Bumbunya apa. Lalu disuruh mencoba,” kata Lutfiana.