Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kebangkitan Pariwisata di Asia Tenggara Belum Tentu Jadi Hal yang Baik Bagi Lingkungan dan Sosial

Jumat, 02 September 2022 – 22:41 WIB
Kebangkitan Pariwisata di Asia Tenggara Belum Tentu Jadi Hal yang Baik Bagi Lingkungan dan Sosial - JPNN.COM
Angkor Wat memiliki risiko kerusakan saat turis kembali datang. (Reuters: Chor Sokunthea)

Tantangan di Pulau Komodo

Pemerintah Indonesia menemukan cara untuk memerangi dampak pariwisata, salah satunya dengan membatasi jumlah orang yang bisa mendaki Candi Borobudur.

Namun di tempat lain, seperti Taman Nasional Komodo, satu-satunya habitat komodo yang tersisa, rencana pengembangan pariwisata mengkhawatirkan para pemerhati lingkungan dan UNESCO.

Hera Oktadiana, seorang profesor di James Cook University dengan fokus penelitian soal pariwisata di Indonesia, mengatakan turis dari kalangan anak muda menjadi lebih sadar secara dampak sosial dan lingkungan.

Dr Hera mengatakan transparansi seputar proyek Komodo masih kurang dan masih banyak yang harus dilakukan untuk melibatkan masyarakat lokal dalam prosesnya, karena ini adalah bagian penting dari pariwisata berkelanjutan.

Menurut Cypri Jehan Paju Dale dari Kyoto University, dengan mengubah ekosistem hewan punah jadi tujuan wisata ditambah target lebih dari 1 juta pengunjung per tahun, Pemerintah Indonesia sepertinya memprioritaskan bisnis daripada konservasi.

Berdasarkan rencana, pengembangan pariwisata akan dikonsentrasikan di Pulau Rinca, salah satu taman nasional, yang terinspirasi dari film 'Jurassic Park'.

Dr Dale, yang juga meneliti pengembangan pariwisata di Taman Nasional Komodo, mengaku khawatir mata pencaharian penyedia pariwisata lokal berskala kecil akan terancam, karena beberapa perusahaan besar sudah diberikan izin untuk mengembangkan dan beroperasi secara eksklusif di dalam taman nasional tersebut.

"[Ini] menciptakan konflik penggunaan sumber daya antara perusahaan-perusahaan dengan masyarakat lokal, [dan] perusahaan kecil, atau individu yang bekerja dalam konservasi di bawah kerangka pariwisata berbasis masyarakat,” kata Dr Dale.

Kembalinya turis ke Asia Tenggara mungkin baik untuk ekonomi, tapi juga bisa jadi kehancuran bagi tempat-tempat seperti Borobudur, Pulau Komodo, Angkor Wat, dan lainnya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News