Kebijakan Bu Susi Tenggelamkan Kapal Asing, Ekspor Tuna dan Udang Melesat
jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menenggelamkan kapal ikan asing yang tertangkap berdampak sangat positif. Neraca perdagangan ikan Indonesia menjadi nomor satu se-Asia Tenggara.
Susi menuturkan, selama empat tahun terakhir produksi ikan tangkap nelayan meningkat. Bahkan, sejauh ini ada dua komoditas yang paling banyak dieskpor. Yakni, ikan tuna dan udang. Menteri 54 tahun itu menyebut Indonesia saat ini didaulat sebagai supplier tuna terbesar di dunia.
Berdasarkan data KKP, Indonesia mampu mengekspor sebanyak 915 ribu ton ikan selama Januari hingga Oktober 2018. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun 2017 dengan rentang waktu yang sama sebesar 862 ton ikan.
Dari sisi nilai produk, Indonesia meraup USD 3,99 miliar. Meningkat 10,33 persen dari USD 3,61 miliar di tahun 2017.
BACA JUGA: Pembangunan Smelter PT Freeport di Gresik Baru Mencapai 3,86%
”Sekarang efeknya sangat terasa. Produksi perikanan tangkap terus mengalami peningkatan. Terutama dari perikanan laut. Bila di 2013 jumlahnya mencapai 5,7 juta ton, sekarang sudah meningkat jadi 12 juta ton,” terang Susi.
Ya, pada medio 2003 hingga 2013 jumlah rumah tangga usaha penangkapan turun. Dari 1,6 juta menjadi 868.414. Sekitar 115 perusahaan eksportir ikan tutup lantaran tidak ada lagi ikan yang bisa dijual ke luar negeri.
Penurunan tersebut akibat keterbatasan tangkapan ikan di laut. Banyak warga pesisir yang juga berhenti menjadi nelayan. Apalagi pada 2001, lanjut Susi, ada aturan yang memperbolehkan kapal asing berbendera Indonesia untuk menangkap ikan di perairan Nusantara.