Kebrutalan Assad dan Gencatan Senjata Abal-Abal di Ghouta
jpnn.com, DAMASKUS - Belum genap sepekan, gencatan senjata di Eastern Ghouta, Provinsi Damaskus, Syria, terancam buyar. Sejak gencatan berlaku Sabtu (24/2), tiada hari berlalu tanpa serangan udara maupun darat dari pasukan Syria dan Rusia.
Korban jiwa tetap berjatuhan. Distribusi bantuan kemanusiaan untuk warga sipil yang membutuhkan juga tak kunjung sampai.
”Penduduk Eastern Ghouta mencibir berita soal jalur evakuasi. Kami tidak lagi percaya pada rezim (Presiden Bashar Al Assad). Lihat saja. Sampai sekarang pun serangan tidak pernah berhenti dan Rusia maupun Syria tidak serius melindungi warga sipil,” terang Abdelmalik Aboud, aktivis di kawasan Douma, kepada Al Jazeera.
Kemarin, Kamis (1/3), serangan udara pasukan Syria dan Rusia mengakibatkan lima warga sipil tewas. Syrian Civil Defense alias White Helmets melaporkan bahwa seorang bocah perempuan termasuk salah seorang korban tewas.
”Serangan udara terjadi di beberapa kawasan di Eastern Ghouta sampai tadi pagi (kemarin, Red). Gencatan senjata ini tidak berjalan sebagaimana mestinya,” kritik Fayez Orabi, jubir badan kesehatan oposisi.
Melalui Twitter, White Helmets melaporkan bahwa selain Douma, serangan udara itu menarget Hamouriyah, KafrBatna, dan Otaya.
Oposisi bersenjata yang oleh Damaskus disebut sebagai ekstremis dan teroris jelas tidak tinggal diam saat wilayahnya digempur pasukan pendukung Assad.
Dengan sengit, mereka melancarkan serangan balasan dari darat. Warga sipil pun semakin ketakutan.