Kebrutalan Assad dan Gencatan Senjata Abal-Abal di Ghouta
Pernyataan yang sama disampaikan Damaskus melalui kantor berita SANA. Kabarnya, sejak Rabu (28/2) militan terus-terusan menembakkan mortir ke jalur evakuasi yang dirintis Rusia tersebut.
Jeda pertempuran lima jam yang berlaku sejak Selasa (27/2) pun tidak banyak membantu. Sebab, dalam jeda mulai pukul 09.00 sampai pukul 14.00 waktu setempat, kontak senjata tetap terjadi.
Oposisi menyatakan bahwa sejak Rabu pasukan Syria memperparah krisis kemanusiaan di Eastern Ghouta dengan melancarkan serangan darat.
Karena itu, oposisi bersenjata yang luput dari serangan udara kini bisa dibidik dari darat. Sayang, bukan oposisi bersenjata yang bertumbangan. Ofensif darat itu hanya membuat korban sipil bertambah banyak.
”Yang sekarang harus diterapkan di Syria adalah resolusi 2401. Sejauh ini, gencatan senjata 30 hari yang dicanangkan dewan keamanan (DK) tidak berjalan dengan baik. Serangan udara, bombardir, konflik senjata, serangan darat terus terjadi. Bahkan, ada juga laporan tentang serangan gas klorin,” ungkap Jeffrey Feltman, kepala urusan politik PBB, dalam jumpa pers Rabu (28/1). (hep/c10/dos)