Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kecanduan Junk Food Bisa Picu Alergi Makanan

Selasa, 03 September 2019 – 16:21 WIB
Kecanduan Junk Food Bisa Picu Alergi Makanan - JPNN.COM
Junk food. Foto: Thehandisindia

jpnn.com - Bukan rahasia lagi bahwa junk food adalah komponen lazim dari banyak diet orang. Sayangnya, diet tinggi makanan olahan ini memiliki konsekuensi tersendiri.

Para peneliti dari University of Naples Federico II menganalisis data dari sekelompok anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun, dan menyimpulkan bahwa ada korelasi antara anak-anak yang memiliki alergi makanan dan tingkat lebih tinggi dari produk akhir glikasi lanjut (AGEs).

AGE adalah senyawa berbahaya yang terjadi secara alami di dalam tubuh ketika protein atau lemak bergabung dengan gula dalam aliran darah. AGEs bisa terbentuk di luar tubuh dalam makanan — dan diet adalah kontributor utama AGEs.

Sementara tubuh memiliki cara menghilangkan AGEs secara alami, melalui enzim dan antioksidan, jika Anda memiliki AGEs lebih dari yang bisa diproses tubuh, maka AGEs akan menumpuk, yang bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti peradangan, stres oksidatif dan perkembangan penyakit tertentu seperti gagal ginjal, diabetes dan banyak lagi.

Peneliti membagi 61 anak menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama anak-anak memiliki alergi makanan, yang kedua memiliki alergi pernafasan dan yang ketiga adalah kelompok kontrol, dan tidak memiliki alergi.

Selanjutnya, para peneliti melacak kelompok anak-anak, dan memantau kebiasaan makan mereka dan tingkat AGE, menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat AGEs yang tinggi makan lebih banyak junk food dan memiliki lebih banyak alergi makanan.

BACA JUGA: Hobi Makan Junk Food Rentan Picu Alergi?

"Sampai saat ini, hipotesis dan model alergi makanan yang ada saat ini tidak cukup menjelaskan peningkatan dramatis yang diamati dalam beberapa tahun terakhir, jadi AGEs diet mungkin merupakan mata rantai yang hilang," kata Roberto Berni Canani, ketua peneliti, seperti dilansir laman Care2, Senin (2/9).

Diet tinggi makanan olahan atau junk food rupanya memiliki konsekuensi tersendiri bagi tubuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News