Kedatangan Ramadan dan Musim Tawuran di Pinggir Kali
"Saya ngewel (gemetar, red) melihat tawuran kemarin, kebanyakan anak-anak kecil. Celuritnya panjang-panjang, ada juga yang bawa parang," kata Sulasih saat ditemui JPNN Jateng belum lama ini.
Sulasih terus memantau suasana di depan warungnya. “Alhamdulillah, tidak sampai ada yang berdarah-darah,” imbuhnya.
Satu per satu remaja yang diperkirakan masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu membubarkan diri.
Namun, Sulasih tetap menutup pintu warungnya rapat-rapat.
“Saya sudah bilang bilang ke pelanggan, sahur tetap buka, tetapi karena ada tawuran saya takut," ucapnya.
Memang momentum bulan Ramadan kerap dimanfaatkan para remaja yang tinggal di dekat Banjir Kanal Timur itu untuk menunjukkan eksistensi. Namun, para remaja itu memilih tawuran sebagai cara berekspresi.
Mereka tidak beraksi dengan tangan kosong. Banyak dari mereka yang membekali diri dengan senjata tajam, seperti parang, celurit, belati, bahkan balok kayu maupun besi hollow panjang.
Satu di antara warga, Thoik, mengatakan tawuran ini selalu terjadi menjelang Ramadan dan Idulfitri. "Setiap tahun pasti geger, itu pasti pas puasa dan hari raya," ucapnya.