Kekerasan Rasial Meningkat, KJRI dan WNI di San Francisco Susun Strategi
jpnn.com, SAN FRANCISCO - Konsulat Jenderal RI di San Francisco bertemu secara virtual dengan masyarakat dan diaspora Indonesia untuk membahas langkah-langkah antisipasi terhadap aksi kekerasan bermotif rasial, terutama anti Asia, yang meningkat di Amerika Serikat.
Menyikapi maraknya aksi kekerasan bermotif rasial terhadap komunitas Asia di Amerika Serikat dalam 3 bulan terakhir, Konsulat Jenderal RI di San Francisco menyelenggarakan pertemuan virtual dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di wilayah kerjanya, demikian disampaikan KJRI San Francisco dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sebanyak 150 orang dari kalangan masyarakat dan diaspora Indonesia dari California Utara, Nevada Utara, Oregon, Washington, Alaska, Montana, Idaho dan Wyoming berpartisipasi dalam pertemuan virtual yang berlangsung sekitar 2 jam pada Selasa (6/4) waktu setempat.
Pertemuan itu juga diikuti oleh Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, Atase Polisi KBRI Washington DC Brigjen. Pol. Ir. Ari Laksmana Widjaj, serta Konsul Protokol dan Konsuler KJRI San Francisco,Susapto Anggoro Broto.
Menurut pihak KJRI San Francisco, diskusi mengenai langkah antisipasi terhadap kekerasan anti Asia di AS itu merupakan suatu bentuk perhatian dan upaya perlindungan negara bagi masyarakat dan diaspora Indonesia dalam mengatasi dan melewati masa yang penuh tantangan ini.
Konsul Jenderal RI San Francisco, Simon D.I. Soekarno menyampaikan langkah yang telah dilakukan oleh KJRI San Francisco untuk mengantisipasi meningkatnya aksi kekerasan bermotif rasial terhadap komunitas Asia dalam dua bulan terakhir, salah satunya dengan berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat.
KJRI SF telah dan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan pihak-pihak terkait di 8 negara bagian di wilayah kerja KJRI SF.
Selain itu, atas inisiatif KJRI SF, para perwakilan negara-negara ASEAN di San Francisco sepakat untuk bersama-sama menyampaikan keprihatinan dan meminta perhatian pemerintah dan aparat keamanan setempat untuk menangani peningkatan aksi kekerasan anti Asia secara serius.