Kekhawatiran Semakin Terbukanya Data Pribadi di Era Digital
Wajah kita menjadi alat terbaru dalam dunia pengawasan digital. Dan di Australia kartu izin mengemudi mulai digunakan untuk melacak orang-orang, baik di dunia nyata maupun dalam dunia maya.
Para ahli memperingatkan data biometrik milik kita mungkin sudah rentan disalahgunakan oleh komplotan penjahat dan teroris, karena maraknya gabungan penggunaan telepon dan jejaring sosial serta adanya kamera CCTV dimana-mana, sehingga kita lebih sering tertangkap kamera.
Kartu izin mengemudi akan ditambahkan ke database biometrik di Australia, setelah adanya kesepakatan dengan negara-negara bagian dan wilayah khusus, sehingga pihak berwenang dapat mengakses informasi soal warga mereka dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.
Sebuah sistem yang dikenal dengan sebutan 'The Interoperability Hub' sudah ada di Australia, yang memungkinkan pihak-pihak berwenang untuk mengambil foto dari CCTV atau media lainnya yang kemudian dicocokkan dengan database foto-foto dari paspor. Proses ini dikenal dengan sebutan 'The Capability.'
Tetapi, setelah kartu izin mengemudi masuk ke sistem database baru, maka pemerintah dan sejumlah pihak swasta dapat mengakses foto, usia, dan alamat Anda.
Sistem ini sudah menghabiskan $21 juta, senilai Rp 210 miliar, sebagai cara untuk mengatasi terorisme dan membuat layanan komersial lebih aman.
Namun para ahli memperingatkan kini warga beresiko kehilangan biometrik mereka sama sekali, karena pihak komersial, pemerintah dan kelompok kejahatan terorganisir berupaya untuk mendapatkan lebih banyak data pribadi demi keuntungan mereka sendiri.